Senin, 24 September 2012


1
Syair Melody Kemenangan

            Muhammad Arief adalah anak kurang mampu yang berasal dari Bogor, ia pindah ke Pontianak Kal-Bar karena program imigrasi yang telah ditentukan pemerintah, ia memiliki seorang ibu yang bekerja sebagai tukang cuci, sedangkan ayahnya sudah meninggal karena tanah longsor yang merenggut nyawa sekitar 15 orang disana termasuk ayah Arief dan kakak kandungnya yang mayatnya hingga saat ini belum ditemukan.
            Arief sekarang bersekolah dikelas XI A di sebuah SMA terkenal di Pontianak, ia dapat bersekolah disitu karena ia mendapat Beasiswa dari SMA tersebut dengan alasan ekonomi keluarga dan dengan kecerdasan yang Arief miliki. Di sekolah tersebut rata-rata tergolong kalangan atas karena orangtua para murid hampir semuanya pengusaha dan orang-orang terpandang, hanya Arief lah satu-satunya siswa yang menggunakan sepeda jika pergi ke sekolah. Tak heran bila Arief selalu dicela dan dihina karena kemiskinannya, namun Arief tak pernah berkecil hati karena ia di sekolah hanya ingin menuntut ilmu dan ingin berprestasi sebagaimana pelajar berprestasi lainnya agar ia dapat membahagiakan ibunya. Dan diantara sekian banyak anak orang kaya yang membenci Arief, ada seseorang yang bernama Darko yang sangat luar biasa benci terhadap Arief sebab Arief selalu dekat dengan sepupu perempuannya yang bernama Melvina.
            Arief memiliki bakat yang sangat luar biasa yaitu ia bisa bermain violin/biola dengan merdu, ia mendapatkan bakat itu karena saat Arief masih kecil, ia diajarkan oleh ayahnya cara bermain biola dengan merdu. Dan Arief memiliki seorang sahabat yang merupakan anak dari sahabat ayahnya, temannya Arief bernama Farhan, Farhan termasuk anak orang kaya, tetapi ia tidak sombong dan selalu mendukung Arief.
            Suatu hari disekolah, Darko memiliki siasat untuk mengerjai Arief, Darko lalu mengajak anggota geng nya untuk bersama-sama menghancurkan sepeda milik Arief. Geng Darko lalu berkumpul di kantin, sedangkan Arief yang sekarang sedang berada di perpustakaan tidak tahu bahwa dirinya akan dikerjai teman sekelasnya sendiri. Setelah sampai di kantin, Darko menjelaskan rencananya kepada teman gengnya.
“Eh guys, aku punya rencana agar si Arief itu tersiksa pas saat pulang sekolah” Darko menjelaskan sambil berbisik.
“Caranya gimana tuh?” Tanya salah satu anggota gengnya.
“Begini….tugasku mecahin ban sepeda miliknya, sedangkan kalian preteli ban serta tempat duduknya, mengerti?”
“Mengerti bos !”
Seusai mereka berdiskusi, mereka langsung mengeksekusi rencana yang telah dibuat sebelumnya, Darko memulai aba-abanya dengan cara memecahkan ban sepeda Arief, lalu dengan segera anggota geng Darko mempretelli serta mengobrak-abrik sepeda milik Arief tanpa ampun. Sepulang sekolah, betapa kagetnya Arief karena yang ia lihat hanya badan sepeda saja yang utuh, sedangkan yang lain sudah terlihat seperti sampah-sampah yang berserakan. Karena hal itu, Arief harus rela pulang kerumah sambil menguras keringat, serta membawa pegal dikaki karena jarak yang di tempuh dari rumah ke sekolah tersebut adalah 15 KM. Sepanjang jalan, Arief hanya menatapi langit sambil merenungkan nasib yang ia sekarang jalani, hatinya seakan mau berteriak namun apa daya, ia hanya seorang anak miskin yang mencoba berusaha dan pantang putus asa.
“Coba saja ayah masih ada….jika ia ada, pasti ia bisa mengantarku ke sekolah meskipun naik sepeda atau jalan kaki itu sudah membuatku bahagia” Gumam Arief didalam hati sambil memperhatikan langkah kakinya.
            Sesampainya dirumah, Arief langsung membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah, barulah setelah itu Arief mengambil biola usang warisan ayahnya yang masih disimpannya secara baik hingga saat ini. Jika Arief merasa sedih, ia sering melantunkan lagu yang selalu dimainkannya, yaitu lagu ‘Ayah’ untuk mengenang ayahnya yang telah meninggal.
            Setiap hari minggu, Arief selalu ke rumah Farhan yang tak jauh dari rumahnya untuk belajar musik dari Farhan karena Farhan mengikuti kursus musik biola internasional. Karena kebetulan hari ini adalah hari minggu, seperti biasa Arief akan mengunjugi rumah Farhan untuk belajar serta berlatih dari Farhan. Arief pun akhirnya sampai didepan pintu rumah Farhan.
“Assalamualaikum” Panggil Arief dari depan pintu.
“Wa’alaikumsalam” Sahut Farhan dari dalam rumah lalu kemudian membukakan pintu.
“Ayo kita latihan”
“Ayo, silahkan masuk” Jawab Farhan mempersilahkan Arief masuk.
“Baiklah” Arief pun masuk bersama Farhan dan langsung menuju ke ruang khusus latihan musik.
“Tadi di kursus, aku Cuma belajar cara memainkan musik mellow, musik mellow itu sungguh susah karena untuk lagu mellow dibutuhkan penghayatan yang luar biasa tinggi”
“Oke lah, kalau begitu langsung saja kita praktekkan”
“Kita coba lagu ‘Bizzare Love Triangle’”
“Not lagunya??”
“Oh iya, nih.. pelajari betul-betul , oke?”
“Oke” Jawab Arief bersemangat.
Mereka akhirnya berlatih dengan keras, Farhan dengan susah payah menyamai permainan biola Arief, namun Farhan sangat susah sekali memainkan instrumen lagu-lagu mellow, tetapi justru Arief sebaliknya, ia malah lebih suka instrumen mellow. Setelah lama berlatih, akhirnya Arief izin pulang untuk belajar kembali lagu tersebut dirumah agar ia bisa menjadi Violinist Profesional seperti Wage Rudolf Supratman, Luluk Purwanto, Maylaffayza Permata Fitri Wiguna, Idris Sardi, Vanessa-Mae Vanakorn Nicholson.
            Esok harinya, seluruh murid SMA sudah masuk sekolah kembali seperti biasa, namun kali ini di sekolah Arief ada pengumuman spesial yang tak diduga-duga. Pada saat jam pelajaran berlangsung, tiba-tiba kepala sekolah datang mengunjungi kelas Arief dan memberi sebuah pengumuman.
Para murid sekalian, Bapak baru mendapatkan sebuah kabar bahwa SMA kita telah terpilih sebagai wakil provinsi dari Instrumental Violin Solo International Competition, dan besok akan diadakan penyeleksian peserta lomba bertaraf internasional ini, apakah ada yang ingin mengikuti seleksi ini?? Tapi ingat, hanya siswa yang memiliki bakat bermain biola saja yang bisa ikut seleksi ini, dan seandainya salah satu dari kalian lolos seleksi, maka kalian akan dikirim ke Jakarta untuk seleksi kembali dan bersaing dengan 32 peserta dari masing-masing provinsi di Indonesia, ada yang berminat mendaftar?”
Tak lama, Arief dan Melvina mengacungkan tangan dengan cepat. Darko lalu memandang sinis kepada Arief karena ia tak senang jika melihat Arief menang dikompetisi itu. Dan Darko akan berusaha untuk menghancurkan impian Arief menjadi Violinist terkenal dengan cara apapun.
            Akhirnya keputusan pun telah ditetapkan, peserta seleksi ada 3 orang yaitu Arief, Melvina, serta seorang lelaki berperawakan gagah dan menggunakan kacamata. Hari seleksi pun akan diadakan besok untuk memilih satu diantara mereka bertiga yang akan mewakili Kalimantan Barat di Instrumental Violin Solo International Competition. Sepulang sekolah Arief bingung mencari biola yang bagus untuk mengikuti seleksi dan lomba nanti, tiba-tiba terlintas dipikiran Arief tentang Farhan yang memiliki dua biola. Arief lalu mendatangi rumah Farhan untuk meminjam biola miliknya, Arief menceritakan semua tentang perlombaan itu sehingga Farhan mau meminjamkan salah satu biolanya.
            Hari seleksi akhirnya tiba, Arief menenteng tas yang berisi biola Farhan kesekolah, kedua peserta lainnya juga membawa biola masing-masing dan sudah standby di ruang tunggu untuk dipanggil namanya. Dewan juri yang berada didalam ruang seleksi ada 5 orang yaitu Pengamat Musik, Gubernur, Menteri Pendidikan, Menteri Seni dan Budaya, Dan seorang juri dari luar negeri.Peserta pertama yang tampil dihadapan sang juri adalah pria berkacamata, sedangkan Melvina dan Arief diurutan kedua dan ketiga. Karena tahu mereka akan menunggu lama, Melvina berinisiatif mengajak Arief untuk sarapan karena mereka memang belum makan dan sekalian mereka menunggu giliran audisi, Tanpa mereka sadari Darko membuntuti mereka yang sedang makan, lalu kemudian ia memanggil anggota gengnya untuk beraksi lagi agar biola yang disimpan Arief di ruang tunggu seleksi hancur supaya Arief tak bisa ikut lomba tersebut. Darko dan gengnya langsung menuju ke ruang tunggu, dan ia melihat ada dua buah biola yang tergeletak diatas kursi, ia bingung memilih satu diantara kedua biola itu, lalu karena bingung dan tak tahu yang mana biola milik Arief, akhirnya Darko memilih biola yang berada diatas bangku Melvina lalu ia menghancurkannya berkeping-keping dan memutuskan senar biola milik Melvina setelah itu barulah Darko pergi.
            Arief dan Melvina akhirnya kembali ke ruang tunggu, alangkah kagetnya mereka karena dilihatnya biola Melvina hancur sudah tak berbentuk, Melvina langsung menangis tersedu-sedu dan Arief berusaha untuk menenangkannya.
“Melvina, sudahlah.. mimpimu bukan berakhir hanya karena biolamu hancur” Bujuk Arief
“Tapi bagaimana mungkin aku bisa ikut lomba kalau tak ada biola, ibuku akan sangat marah karena aku tak bisa memenangkan lomba itu, aku harus menang karena itu perintah ibuku”
“Melvina, musik itu adalah panggilan jiwa, bukan karena paksaan orang lain, arti musik sesungguhnya adalah ekspresi jiwa yang alami tanpa ada pemaksaan diri”
“Tapi… aku tak ingin ibuku marah”
“Baiklah, gunakan saja biolaku untuk mewujudkan impianmu”
“Lalu? Kamu bagaimana?”
“Aku akan berusaha tahun depan saja, aku tak ingin sahabatku kecewa akan hal ini”
“Te..terima kasih Arief” Jawab Melvina sambil menghapus air matanya.
Tak lama kemudian giliran Melvina tiba, Melvina masuk ke ruang seleksi dengan muram dan rasa bersalah atas keinginannya yang dapat membuat orang lain mengorbankan impiannya demi diri Melvina.
“Anda Melvina??” Tanya salah satu juri, tetapi Melvina masuk dengan tatapan kosong karena seperti memikirkan sesuatu.
“Sepertinya aku salah terhadap pandanganku terhadap musik, musik itu adalah panggilan jiwa, dan musik itu datangnya dari hati dan tak ada yang bisa memaksaku untuk mengeluarkan hasrat di jiwa ini” Gumam Melvina.
“Melvina, silahkan tampilkan bakat anda” Perintah juri, namun Melvina menghiraukannya karena ia masih melamun.
“ Benar kata Arief, mimpiku tak berakhir hanya karena hal kecil itu, tetapi aku sudah menghancurkan impian sahabatku sendiri”
“Melvina? Apa kamu sakit?” Melvina lalu sadar dari lamunannya.
“Tidak, tetapi saya ingin membuat sebuah keputusan”
“Keputusan apa itu?” Tanya juri.
“Saya ingin mengundurkan diri dari seleksi ini” Tegas Melvina.
“Apakah kamu yakin??”
“Yakin”
“Baiklah kalau begitu, silahkan keluar”
Melvina lalu keluar dari ruang audisi dan di depan ruangan sudah ada Arief yang menunggu hasil audisi dari Melvina.
“Bagaimana seleksinya??”
“Aku mengundurkan diri”
“Kenapa” Tanya Arief heran.
“Aku merasa belum pantas untuk lomba ini, dan sebenarnya yang pantas untuk lomba ini adalah kamu Arief” Jelas Melvina.
“Kenapa seperti itu?”
“Karena hanya dirimulah yang memiliki jiwa bermusik yang sangat hebat, dan pokoknya kamu harus ikut seleksi dan jangan kecewakan aku dan ibumu” Jawab Melvina seraya menyerahkan biola Arief.
“Aku akan berusaha semampuku!” Arief menerima biolanya lalu kemudian masuk keruang audisi.
“Anda Arief?” Sapa juri.
“Iya” Jawab Arief.
“Langsung saja tunjukkan bakatmu”
Arief lalu menarik nafas panjang lalu ia pun memainkan Instrumen lagu ‘My Heart Will Go On’ dari Celine Dion. Arief memainkan lagu itu dengan penuh penghayatan sehingga para pendengarnya dapat merasakan nuansa sedih dan romantis dari lagu tersebut. Setelah beberapa menit, lagu itu akhirnya selesai, kemudian juri langsung berdiri dari tempat duduknya dan memberikan Stand Up Applause sebagai tanda kekaguman para juri terhadap kemampuan bermusik Arief.
            Setelah beberapa lama juri berdiskusi, pengumuman peserta yang lolos seleksi akan segera diumumkan. Arief dan laki-laki berkacamata itu pun menunggu pengumuman tersebut di ruang tunggu lagi. Beberapa saat kemudian seorang juri keluar ruangan audisi dan menyuruh Arief serta laki-laki itu masuk ke ruangan audisi lagi untuk pengumuman, Mereka lalu berdiri dihadapan dewan juri.
“Setelah menimbang, menilai, dan mendiskusikan hasil penilaian terhadap kalian, ada yang mendapat nilai 42 point yaitu Haikal (lelaki berkacamata)” Juri menjelaskan
Mereka berdua bertepuk tangan.
“Dan penilaian juri terhadap Arief akan menentukan siapakah yang akan lolos mewakili Kalimantan Barat dalam lomba ini” Tambah juri lagi.
Arief dan Haikal semakin tegang.
“Dan… nilai yang diperoleh Arief adalah….. 48 point !!! selamat kepada Arief karena kamulah yang terpilih sebagai wakil Kalimantan Barat” Juri lalu berbaris memberikan selamat kepada Arief.
“Terima kasih ya Allah” Arief lalu bersujud syukur.
“Dan satu lagi, besok Arief akan segera dikirim ke Jakarta untuk seleksi lanjutan, jadi persiapkan dirimu dengan matang”
            Arief pun pulang membawa berita bahagia untuk ibunya serta Farhan. Ibunya yang sedang mencuci baju titipan orang lain pun kaget mendengar berita bahagia itu, ibunya sangat bahagia jika anaknya kelak menjadi orang sukses. Setelah memberitahu ibunya, Arief langsung kerumah Farhan yang tanpa disadarinya Darko mengikutinya dari belakang. Darko akhirnya tau seluk beluk sahabat Arief yang bernama Farhan itu, ia bersiasat karena ia tak bisa mencelakakan Arief maka ia akan mencelakakan sahabatnya itu agar Arief mendapat tekanan psikis yang membuatnya down.
            Malam harinya, Darko datang sendirian kerumah Farhan sambil membawa bensin dan korek api untuk membakar rumah Farhan. Sekejap rumah Farhan hangus terbakar hingga menyebabkan Farhan harus pindah dari rumahnya itu. Berita tersebut tentu saja membuat Arief menjadi sedih karena sahabatnya akan pindah ke Banjarmasin untuk menghindari hal yang serupa, dan satu hal lagi yang membuat Arief sedih ialah ia tak dapat lagi bisa meminjam biola milik Farhan karena jarak rumah Farhan yang sangat jauh.
            Esok paginya, Arief menjadi was-was karena ia bingung bagaimana caranya mengikuti lomba jika tak ada biola, ibunya yang pagi itu melihat Arief sedang kebingungan langsung menawarkan biola usang milik ayahnya itu seraya memberi nasehat dan dukungan serta do’a.
“Nak, pakailah biola peninggalan ayahmu ini untuk lomba itu, ayahmu mungkin akan bahagia di surga jika kamu menggunakan biolanya”
“Baiklah bu, mohon doanya dan Arief berangkat dulu ke Jakarta” Arief lalu menerima biola tersebut.
            Pagi-pagi sekali Arief sudah tiba di Bandara Supadio bersama kelima dewan juri. Setelah beberapa jam dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, mereka langsung menuju ke sebuah stadion musik yang sangat besar. Disana sudah ada 32 peserta lain dari seluruh Indonesia yang siap menunjukkan kehebatan mereka dalam bermusik. Satu persatu Finalis tampil secara spektakuler, dan akhirnya giliran Arief pun tiba. Dengan rasa percaya diri akhirnya Arief memainkan lagu ‘I’m Already King’ dari Christian Bautista dengan sangat merdu sehingga seluruh penonton menjadi meriah dan bertepuk tangan. Setelah seluruh Finalis tampil, tak diduga Arief ternyata lolos seleksi lagi untuk yang bertaraf Internasional. Ia langsung dikirim malam itu juga di kota Sydney Australia untuk memukau seluruh penonton serta dewan juri agar ia memenangkan lomba itu. Ternyata Finalis dari seluruh dunia sangat sungguh hebat-hebat dalam bermusik sehingga membuat Arief kagum.
            Arief tetap berpositif thinking karena ia yakin alunan biola yang murni dan merdu berasal dari suara hati yang tulus, hingga akhirnya ia memilih lagu ‘Imagine’ dari John Lennon (The Beatles) yang sangat memikat hati seluruh warga mancanegara sehingga tak sedikit penonton yang mencurahkan air mata karena instrument lagu yang mengharukan itu. Pesaing Arief yang bernama Mark Yohannes adalah peserta terbaik dari England yang pernah sekali memenangkan lomba ini, Mark memainkan lagu yang tak kalah dari Arief yaitu lagu ‘A Thousand Years’ dari Christina Perri. Hingga akhirnya penilaian terhadap seluruh Finalis dari seluruh dunia itu membuat seluruh juri pusing kepala karena semuanya memiliki bakat luar biasa. Setelah semua kontestan menunjukkan bakatnya, Keputusan akhirnya telah dibuat, Juara ketiga adalah Anne Franzilles dari Spanyol, Juara Kedua Mark Yohannes dari England, dan juara pertama adalah Muhammad Arief dari Indonesia.
            Semenjak saat itu, Arief sungguh terkenal dan dapat apresiasi tinggi dari masyarakat karena kehebatannya mengalahkan musisi luar negeri dan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam bidang Seni Musik. Walaupun terkenal ia tetap ingat kepada ibunya dan sahabat yang telah mendukung dan mensupport dia hingga namanya menjadi sebesar itu.






2
            Setelah sukses, banyak orang yang mengidolakan sosok seorang Arief. Apalagi keluarga ibunya yang dulu berpisah sekarang menjadi bertemu kembali karena keluarga Arief melihat Arief di televisi lalu akhirnya mereka ingat akan sosok ibunya Arief dan mencari informasi keberadaan Arief dan ibunya. Kakak perempuan Arief yang dulu sempat diberitakan terkena bencana tanah longsor pun ternyata masih hidup dan diasuh oleh sepasang suami istri kaya dari Bandung yang mengadopsinya sejak umur 17 tahun hingga 25 tahun. Kakak Arief bernama Yeni, ia sekarang menjadi gadis dewasa yang sangat bijaksana, baik hati, dan memiliki bakat menjadi Pianist karena semenjak Yeni tinggal dengan orangtua angkatnya ia banyak diajari banyak hal tentang piano.
            Yeni akhirnya pamit dengan orangtua angkatnya dan ia ingin kembali ke keluarga kecilnya yang bahagia. Yeni pun berkumpul kembali dengan Arief dan ibunya di sebuah rumah lumayan besar yang didapat dari hasil jerih payah Arief selama ini, Arief sungguh bahagia akan kedatangan kakak kandungnya yang sudah lama menghilang ditelan bumi, Arief juga kagum dengan bakat baru yang dimiliki kakaknya yang bisa bermain piano denga sungguh piawai. Dan terkadang setiap hari mereka latihan bersama untuk melatih duet instrumen mereka dengan perpaduan suara biola dan piano.
            Disekolahan, sekarang Arief sudah dianggap, banyak teman Arief yang dulu mencela Arief sekarang menjadi teman yang sesungguhnya. Melvina pun sekarang sudah mendalami arti musik yang sesungguhnya, ia menjadi semakin dekat dengan Arief karena nasehat Arief yang sangat berpengaruh kepadanya pada saat audisi dulu. Namun tak seluruhnya murid di sekolahan itu menjadi dekat dengan Arief, contohnya Darko dan anggota gengnya yang masih sengit berusaha untuk menghancurkan karier yang Arief miliki sekarang ini, dan justru Darko semakin membenci Arief karena semenjak lomba itu Arief semakin dekat dengan sepupunya itu.
            Suatu hari dikantin sekolah, salah seorang siswi yang bernama Shanti yang memiliki keterbatasan fisik yaitu cacat fisik pada kakinya yang diderita sejak lahir sehingga ia menggunakan penopang untuk berjalan. Ia mengajak Arief mengobrol sesaat tentang sesuatu.
“Arief, bolehkah aku duduk disampingmu?” Tanya Shanti kepada Arief yang sedang duduk sambil makan.
“Boleh, silahkan duduk” Jawab Arief menawarkan.
“Aku mau nanya sesuatu” Tanya Shanti secara terbata-bata.
“Tanya apa San?”
“Rahasia sukses kamu apa sih??”
“Oh, rahasianya berusaha, berdoa, dan yakin akan kemampuan yang ada pada diri kita meskipun kita dipandang rendah dimata orang lain”
“Sebenarnya saya juga seorang Violinist”
“Tapi kenapa pada saat itu kamu ngga ikut seleksi ?”
“Aku malu akan keterbatasan fisikku”
“Jangan pernah malu terhadap diri sendiri, tuhan sudah menciptakan secara sempurna tetapi kamu masih tetap malu akan ciptaannya??”
“Jadi aku harus bagaimana??”
“Beranilah, dan taklukkan rasa malumu itu”
“Tapi…”
“Tidak ada tapi” Jawab Arief memberi motivasi.
“Baiklah aku terutama akan mencoba menjadi orang yang memiliki rasa sosialisme tinggi untuk melatih kepercayaan diriku”
“Nah itu baru semangat, dan ngomong-ngomong kamu mau makan ngga?? Aku traktir” Tanya Arief menawarkan.
“Ngga usah repot-repot deh” Shanti lalu berusaha lari dari Arief.
“Hei, sini makan dulu, lagipula kita belum berkenalan” Panggil Arief.
Shanti lalu kembali lagi.
“Disini dulu sebentar, kita ngobrol-ngobrol tentang musik, Oke?”
“Iya aku mau” Jawab Shanti malu-malu.
“Kalau aku boleh tahu, kakimu kenapa?”
“Kakiku? Aku cacat dari lahir” Jawab Shanti.
“Oh.. kamu berapa bersaudara?”
“Aku anak tunggal, jadi tak punya kakak atau adik”
“Jadi kamu tinggal sendiri? Sejak kapan kamu bisa bermain biola?”
“Sejak SMP”
“Kapan-kapan aku boleh lihat kamu perform?”
“Boleh, tapi aku jarang membawa biola ke sekolah”
“Nah, besok kamu bawa biola kamu ke sekolah”
“Insyaallah, tapi aku gak janji”
“Ya udah, sekarang kita makan dulu, nanti keburu basi nasi gorengnya” Gurau Arief.
Mereka lalu tertawa, dan persahabatan mereka semakin dekat karena obrolan ringan tersebut.
Jam istirahat telah usai, akhirnya Arief dan Shanti kembali ke kelas masing-masing, Melvina memasang muka bĂȘte pada saat Arief masuk kelas, ia masih kesal dan cemburu terhadap Arief yang berduaan dengan Shanti, dan ia sebenarnya cemburu karena ia menyimpan perasaan kepada Arief yang tergolong tampan dan berkulit putih langsat bersih, dan ia menyimpan perasaannya semenjak pertama kali Arief berkenalan dengannya. Melvina lalu melamun membayangkan saat-saat pertama kali ia berjumpa dan berkenalan dengan Arief, bayang-bayang itu pun menghilang ketika Arief memanggil Melvina.
“Mel, kenapa bengong?” Panggil Arief sambil menghampiri Melvina yang melamun, Melvina yang melamun akhirnya tersadar.
“Hah?” Jawab Melvina linglung.
“Kenapa wajahmu dilipat-lipat? Seperti banyak masalah aja”
“Tau ah !!” Jawab Melvina sembari membuang muka.
“Kamu kenapa sih Mel?” Heran Arief.
“Jangan ganggu aku!! Aku lagi ingin sendiri!!” Usir Melvina.

Arief menuruti perintah Melvina, ia pun duduk ke bangkunya semula, dan pada saat itu pula guru pengajar pun masuk kelas.
“Selamat pagi” Sapa sang guru.
“Pagi” Jawab seluruhnya.
“Hari ini kita kedatangan murid baru, mereka berdua anak kembar blasteran Indonesia dan Swiss”
“Wah?! Kita kedatangan bule dong bu?” Tanya salah satu anggota geng Darko.
“Iya, tapi tunggu dulu ya.. ibu panggil mereka sebentar” Guru itu langsung keluar kelas dan memanggil yang bersangkutan. Tak lama, kedua bule itu masuk ke kelas bersama guru tadi.
“Okay, please introduce yourself” Perintah guru itu.
“Good morning, my name is Gwen Violinne, and my twin brother is Gwen Antoinne” Perempuan itu memperkenalkan dirinya serta saudara kembar lelakinya.
“Can you speak ‘Bahasa’?” Tanya Melvina setelah mengacungkan tangan setinggi langit sambil memandangi wajah Gwen Antoinne yang tampan, putih, dan bermata biru.
“Ofcourse, my father is from Pontianak, si I can speak ‘Bahasa’ ” Antoinne menjawab sambil tersenyum.
“Okay, time to introducing is over, please sit down to your chair” Suruh guru itu kepada si kembar.
Si kembar lalu memilih dua bangku kosong yang berada dibelakang Melvina.
“Halo Gwen, perkenalkan … nama saya Melvina” Sapa Melvina sembari menoleh ke arah belakang bangkunya untuk membuka obrolan dengan si kembar tak identik itu karena berbeda jenis kelamin.
“Halo, Juga” Sapa Antoinne dengan suara berat dan logat Inggrisnya yang masih kental.
“Salam kenal Melvina” Jawab Violinne dengan suara lembut dan juga logat inggris yang kental.
“Semuanya harap tenang, mari kita lanjutkan pelajaran yang kemarin”
Pelajaran dilanjutkan hingga pulang sekolah, akhirnya saat pulang sekolah pun tiba, Arief langsung menuju ke tempat parker untuk mengambil motornya, dan pada saat Arief hendak keluar pagar sekolah, ia melihat seorang wanita bule berambut panjang dan tingginya semampai, setelah didekati ternyata orang tersebut adalan Gwen Violinne yang sedang gundah gulana, lalu Arief menghampiri dan menegurnya.
“Apa yang kamu tunggu?”
“Tidak ada, saya hanya bingung”
“Bingung kenapa?”
“Saya ingin kerumah sakit untuk menjenguk grandpa saya yang sedang terkena penyakit jantung koroner, saya cemas kepadanya karena hari ini tidak ada yang menjenguk dia”
“Loh? Antoinne memangnya kemana?”
“Antoinne sekarang harus segera pulang karena mengurus KTP nya, jadi ia pulang duluan”
“Gimana kalau aku antar?”
“Boleh, tapi kalau bias buru-buru yah, soalnya sekarang tidak ada yang menjenguk my grandpa”
“Oke… silahkan naik”
Violinne naik ke motor Arief dan langsung menuju ke rumah sakit yang dimaksud oleh Violinne. Akhirnya mereka sampai di rumah sakit, mereka menuju ke sebuah ruangan kelas II, dan mereka masuk dengan mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Violinne?” Sapa kakeknya Violinne yang sedang terbaring lemah di tempat tidurnya.
“Grandpa!! I came”
“Siapa yang bersama kamu?? Pacar kamu?”
“No Grandpa, he is just a friend”
“Oh, kamu dating untuk menjenguk kakekmu ini?”
“Iya Grandpa, I miss you”
“Kemarilah cucuku.. introduce him to me”
“His name is Muhammad Arief, and he is my classmate”
“Sungguh baik sekali teman barumu itu Violinne”
“Syukurlah opa, masih ada yang sebaik Arief”
“Ah, tidak juga….”
“Arief, kamu masih lama disini?”
“Tidak juga, soalnya saya mau pulang, sudah sore…”
“Baiklah, hati-hati dijalan nak”
“Baiklah kakek, dan Violinne, saya pulang dulu” Arief berpamitan dengan kakek Violinne serta Violinne.
            Pada saat Arief melewati lobby rumah sakit, Arief tak sengaja melirik kea rah Apotek, dan dilihatnya seorang ibu-ibu yang kelihatan dari jauh mirip dengan ibunya Arief, Ibu itu lalu keluar dari Apotek dan Arief tercengang karena yang dilihatnya benar-benar ibunya yang sedang membawa banyak obat didalam sebuah kantung plastic transparent sehingga Arief bias melihat isi kantung tersebut.
“Ibu? Apa yang ibu lakukan di rumah sakit??”
“Emm.. tidak, ibu hanya menjenguk teman ibu sewaktu kecil”
“Trus, obat itu untuk apa??”
“Obat apa??” Ibu Arief langsung menyembunyikan obat itu dibelakang punggungnya.
“Obat yang ada dibelakang ibu”
“Aku harus beralasan apa ??” Pikir Ibu Arief.
“Nak, kamu tahu kan.. ibu suka pusing kepala, jadi ibu membeli obat ini untuk persediaan di rumah” Ibu Arief gugup karena takut ketahuan.
“Di warung kan obat sakit kepala juga ada bu?”
“Ibu sekalian ingin menjenguk teman ibu”
“Yaudah, mari kita pulang bu”
“Alhamdulillah anakku tidak curiga tentang obat ini”
Arief dan Ibunya pulang bersama-sama berboncengan, sesampainya dirumah sudah ada Yeni kakaknya Arief yang sedang duduk menunggu seseorang.
“Kak, nungguin siapa?”
“Gak kok, kebetulan ibu juga udah pulang, kakak nungguin ibu kok daritadi”
“Oh, hari ini masak apa kak???”
“Hari ini kakak masak makanan special loh..kakak masak Semur ayam, tapi ingat… ganti baju dulu baru habis itu makan”
“Siap kak !!” Canda Arief, dan Yeni hanya tersenyum kecil.
            Saat Arief mengganti pakaian di kamarnya, Yeni dan ibu berkumpul di ruang tamu. Dan ibu memberikan obat-obatan milik Yeni tanpa sepengetahuan Arief.
“Yeni, ini obat-obatan dari dokter, diminum yah” Ibu merasa iba dan memberikan 20 jenis obat berbeda kepada Yeni.
“Banyak amat bu? Memangnya saya sakit apa?” Heran Yeni.
“Sakit biasa kok, cuma Anemia”
“Anemia kata ibu??!! Bu!! Anemia nggak akan mungkin sebanyak ini obatnya bu!!”
“Dokternya yang memberikannya sayang..”
“Bu, sebenarnya apa yang ibu sembunyikan dari Yeni bu !! Dan aku merasa aku telah dibohongi oleh ibu !!” Gusar Yeni sambil mencurahkan air mata.
“Sudahlah Yeni, penyakitmu pasti bias sembuh”
“Iya bu !! tapi Yeni sakit apa bu !!” Yeni semakin menangis.
“Kamu… menderita penyakit Lupus”
“Lupus?? Penyakit apa itu bu?”
“Lupus itu penyakit yang setara dengan Kanker, dan hingga saat ini belum ada cara untuk penyembuhannya”
“Apa ?! Lupus??” Kaget Yeni sambil terisak-isak.
“Iya nak, ibu harap kamu yang sabar yah” Jawab ibu sambil menenangkan Yeni.
“Nggak mungkin !!” Yeni seakan tak percaya apa yang didengarnya.
“Ibu hanya ingin kamu bersabar menghadapi ujian dari Allah ini”
“Bagaimana aku bisa sabar bu ! aku baru saja bertemu kembali dengan keluarga kecilku yang bahagia ini, tetapi apa ?! Tuhan ingin aku cepat berpisah dengan kalian lagi, Tuhan sungguh tidak adil!!” Marah Yeni, lalu Ibu pun menampar wajah Yeni dengan keras.
“Yeni !! Percayalah bahwa penyakitmu itu bisa sembuh !! dan tak ada yang tak mungkin, jika Allah berkehendak maka penyakitmu itu bisa sembuh seketika!! Yakinlah bahwa mukjizat itu nyata !!” Ibu memarahi Yeni sambil menitikkan air mata dipipinya lalu memeluk anak perempuannya itu.
            Arief akhirnya selesai mengganti baju, namun ia tak mengetahui apa yang telah terjadi di ruang tamu, dan ia heran yang ia lihat ibu dan kakaknya sama-sama menitikkan air mata dan saling berpelukan.
“Ibu?? Kakak ?? Kenapa kalian menangis?”
“Ti..tidak ada apa-apa, Ibu hanya melepas rindu kepada anak ibu” Jawab ibu sembari menghapus air matanya dan melepas pelukannya.
“Oh, kalau begitu aku mau makan dulu ya, baru setelah itu aku latihan biola” Arief elangkahan kakinya ke dapur dahulu baru setelah itu ke ruang khusus latihan yang berada dilantai 2 rumahnya.
            Yeni berdiri, dan pergi ke kamar mandi untuk segera mandi sore, setelah selesai mandi, Yeni berdiri dihadapan sebuah cermin besar miliknya, dan ia mengeringkan rambutnya yang basah lalu menyisirnya, Yeni baru sadar bahwa disisirnya banyak rambut rontok, Yeni pun kaget sembari menahan tangisnya.
“Apakah penyakitku sudah mulai parah?? Sebaiknya aku tidak memberitahu Arief kalau kakaknya ini menderita penyakit yang sangat ganas dan tak ada kemungkinan sembuh, aku tak ingin adikku tahu bahwa aku sedang berjuang melawan penyakit” Gumam Yeni lalu meneteskan air mata.
















3
            Hari ini hari Rabu, jadi seluruh orang tetap beraktifitas seperti biasanya termasuk para pelajar. Hari ini, Shanti sudah menunggu Arief didepan pagar sekolah dengan menenteng tas biola di bahunya. Arief yang baru sampai di sekolah langsung diseret tangannya oleh Shanti ke sebuah ruangan Teater yang hanya kadang-kadang terpakai oleh anak teater, dan kebetulan keadaan ruang Teater dalam keadaan sunyi sepi.
“Ada apa nih Shanti???” Heran Arief.
“Lihat… aku bawa apa?” Shanti menunjukkan tasnya.
“Biola???”
“Iya” Jawab Shanti seraya mengeluarkan biola dari tasnya.
“Wah !! bukannya itu biola yang pernah digunakan oleh Maylaffayza Permata Fitri Wiguna?” Kaget Arief.
“Ya, ini pernah digunakannya sekali dalam perlombaan”









Read more...

Selasa, 11 September 2012

NOV

-->
Antara Cinta Dan Do’a
1

Bayu Bambang Syahputra, itulah nama seorang cowok tampan yang sangat alim dan rajin beribadah, ia merupakan salah satu anggota rohis di kampusnya, dan ia seorang mahasiswa yang berkecukupan walaupun tak punya rumah megah layaknya pengusaha kaya raya, tetapi ia memiliki rumah yang biasa namun agak besar dan luas.
Bayu seorang mahasiswa semester 6 dikampusnya, dan ia mengambil jurusan dakwah, ia memiliki hobi pencak silat dan juga fotografi. Bayu memiliki keluarga yang seluruhnya Islam, dan seorang adik sepupu bernama Yulia yang baru saja lulus SMA tahun ini, adiknya langsung kuliah ke sebuah Universitas seni musik.
Biasanya, setelah pulang dari kampus di hari Kamis, ia selalu mengajar di sebuah TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang tak jauh dari kampusnya, ia bekerja disana sebagai sukarelawan, tapi jika ada orangtua murid yang membayar upah kepadanya ia menerima seikhlasnya pemberian dari orangtua murid, hari ini Bayu mengajar kepada murid-muridnya yang hanya berjumlah 15 orang anak.
“Assalamualaikum anak-anak” Sapa Bayu.
“Walaikumsalam!!” Jawab seluruh anak dengan kompak.
“Hari ini kita akan mentadabburi al-qur’an”
“Tadabbur? Apa itu artinya pak?” Celetuk salah satu murid berumur 8 tahun yang bergigi ompong.
“Tadabbur itu artinya memperhatikan makna-makna yang terkandung didalam al-qur’an”
“Oh, ayat apa yang aka kita tadabburi pak?” Tanya seorang anak perempuan yang berkerudung.
“Surah Al-Ikhlas, dan yang akan membacakan ayat ini adalah Dinda” Bayu menunjuk ke salah satu anak perempuan berkerudung yang terkenal berbakat menyanyikan bacaan al-qur’an.
“Baiklah pak” Dinda langsung membacakan surah Al-Ikhlas.
Bismillahir rahmanir rahim, Qul huwallahu ahad, Allahush shamad, Lam yalid walam yuulad, Walam yakul lahuu kufuwan ahad
“Artinya? Tolong dibacakan juga” Perintah Bayu.
“Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa”



Read more...

Jumat, 13 Juli 2012

Character Twin The Defender



-George (Atas)& Georgia Pieter (Bawah) : memiliki kekuatan memanipulasi Api & Air.[Pyrokinesis & Hydrokinesis ]

 -Cecilya Pieter = memiliki kekuatan memanipulasi Listrik [Electrokinesis]
-John Pieter = memiliki kekuatan memanipulasi Waktu.[Chronokinesis]











 -Catarina Felize = memiliki kekuatan memanipulasi Tanaman.[Geokinesis]
  -Aileene Femina = memiliki kekuatan memanipulasi Cahaya.[Lumokinesis]
-Reizo = memiliki kekuatan memanipulasi Es.[Cryokinesis]



Read more...

Selasa, 22 Mei 2012

Fantasy Story

 

                Twin The Protector of World :

                             And The Mind's Power

        Di Boston Amerika , Ada Saudara Kembar namun berbeda jenis kelamin yaitu George Pieter dan Georgia Pieter , mereka adalah remaja berumur 18 tahun yang memiliki hoby yang berbeda , George sangat Hoby Hiking , Camping , dan Menjelajah ,serta suka olahraga ekstrim , Sedangkan Georgia senang dengan Olahraga air seperti Renang,Polo air , Snorkling , Diving ,dan yang berhubungan dengan laut .
         Orang tua mereka yaitu John dan Cecilya Pieter , Cecilya bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit besar di Amerika ,sedangkan John bekerja sebagai Polisi.John & Cecilya diam-diam ternyata memiliki kekuatan Chronokinesis dan Electrokinesis , George dan Georgia pun tak pernah tahu kalau orangtua mereka memiliki kekuatan.
         Liburan musim panas pun tiba , sekolah George dan Georgia pun diliburkan , John dan Cecilya pun diberi cuti hingga 2 minggu.John dan Cecilya pun mengajak George dan Georgia liburan ke sebuah pulau terpencil untuk berkemah , mereka pun berkemas-kemas segera untuk pergi kesana .
         
        Setelah sampai disana , nuansa disana pun seperti pulau legenda yang sudah punah .Pantai , Hutan , dan Gunung disana sangat tidak lazim , seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan disekitarnya.George dan Georgia pun mendirikan tenda masing-masing , mereka memilih tempat yang mereka inginkan untuk didirikan tenda ,setelah mendirikan tenda mereka mulai berjelajah keliling sekitar pulau .
       Tak terasa malam pun menjelang , mereka pun selesai menjelajah dan langsung ingin beristirahat di tenda masing-masing , namun George mendengar suara dari dalam hutan yang hanya didengar olehnya ,ia pun mengikuti asal suara tersebut dan ia pergi kehutan hingga jauh kedalamnya dan ia pun merasa asal suara tersebut dari dalam goa yang ada didalam hutan tersebut , George pun masuk ke goa tersebut dan baru saja ia masuk ,tiba-tiba batu-batu besar jatuh dan menutupi pintu masuk goa tersebut dan George pun berusaha mengurungkan niatnya mengikuti asal suara tersebut ,ia pun berusaha mendorong batu-batu besar tersebut dengan sekuat tenaga ,namun batu-batu tersebut tak bergerak sedikitpun ,Dan suara yang didengar George pun semakin keras dan seperti mendekat dan George semakin panik sehingga ia menendang-nendang batu besar yang menutupi jalan keluar goa .
       Disaat yang bersamaan Georgia tak dapat tidur , ia pun berjalan ke tepi pantai dan duduk di batu karang yang ada di tepi , dan ombak laut yang tadi tenang tiba-tiba berubah menjadi keras sehingga naik ke permukaan dan tabrakan antara batu karang dan ombak pun sangat keras namun Georgia tak bisa mendengar desiran ombak tersebut melainkan ia mendengar seperti air berbisik kepadanya , layaknya orang yang tak sadarkan diri


                                                                                                            BERSAMBUNG.......

Read more...

Selasa, 08 Februari 2011


















Read more...